Peraturan dibuat untuk mengatur apa yang diatur sesuai dan berdasarkan norma atau aturan yang telah ditentukan. Bagaimanakah jika peraturan yang dibuat hanya menjadi pemuas pemangku kepentingan para pembuat kebijakan ?
Dapat dikatakan bahwa pemimpinnya bermoral rendah, pasalnya aturan yang dibuat akan berdampak secara langsung maupun tidak bagi orang lain. Lebih jauh, aturan yang dibuat oleh pemimpin yang haus kekuasaan karena sewenang-wenang dapat merugikan pihak-pihak tertentu.
Belum lama pemberitaan yang termuat dalam surat kabar
Media Indonesia Selasa, 28 Juni 2011, mengenai kewenangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang termuat dalam pasal 54 hurf e ‘kuasa khusus yang dimiliki oleh unsur keamanan nasional berupa hak menyadap, memeriksa, memaksa dan melakukan tindakan paksa sah lainnya diatur dalam peraturan perundang-undangan’
Menanggapi dalam surat kabar yang sama, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sri Yuniarti menilai pasal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi serta maksud dan tujuan dari RUU kamnas yang menjamin keamanan individu.
Bagaimana pendapat anda ?
Catatan Terpisah buat pemimpin :
Para pemimpin bagaimana pun juga harus menjadi suritauladan bagi orang lain, terlebih lagi bagi orang yang dipimpinnya. Kekuasaan untuk dapat melakukan kebijakan harus berdasarkan pada aturan yang dapat melihat MATA DAN HATI . Pemimpin pinter dan cerdas banyak ditemukan dan selalu bermunculan dari generasi ke generasi. Tetapi pemimpin yang cerdas untuk memikirkan semua yang menjadi tanggungjawab bagi kepentingan orang lain semakin lama semakin sedikit.
Politik yang tidak sehat membuat pemimpin yang jujur, peduli atas semua pertimbangan semakin tersingkirkan. Sikut kanan-kiri menjadi ajang perlombaan, hukum rimba di dunia politik seakan dipakai.“siapa yang kuat menyingkirkan, maka dia yang berkuasa”
Lihat apakah pemimpin yang berlaku tidak adil bagi orang yang menjadi tanggungjawabnya, aturan yang tidak jelas ada di negara kita, pejabat di kota kita atau ada institusi pendidikan (kampus) ????
Dapat dikatakan bahwa pemimpinnya bermoral rendah, pasalnya aturan yang dibuat akan berdampak secara langsung maupun tidak bagi orang lain. Lebih jauh, aturan yang dibuat oleh pemimpin yang haus kekuasaan karena sewenang-wenang dapat merugikan pihak-pihak tertentu.
Belum lama pemberitaan yang termuat dalam surat kabar
Media Indonesia Selasa, 28 Juni 2011, mengenai kewenangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang termuat dalam pasal 54 hurf e ‘kuasa khusus yang dimiliki oleh unsur keamanan nasional berupa hak menyadap, memeriksa, memaksa dan melakukan tindakan paksa sah lainnya diatur dalam peraturan perundang-undangan’
Menanggapi dalam surat kabar yang sama, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sri Yuniarti menilai pasal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi serta maksud dan tujuan dari RUU kamnas yang menjamin keamanan individu.
Bagaimana pendapat anda ?
Catatan Terpisah buat pemimpin :
Para pemimpin bagaimana pun juga harus menjadi suritauladan bagi orang lain, terlebih lagi bagi orang yang dipimpinnya. Kekuasaan untuk dapat melakukan kebijakan harus berdasarkan pada aturan yang dapat melihat MATA DAN HATI . Pemimpin pinter dan cerdas banyak ditemukan dan selalu bermunculan dari generasi ke generasi. Tetapi pemimpin yang cerdas untuk memikirkan semua yang menjadi tanggungjawab bagi kepentingan orang lain semakin lama semakin sedikit.
Politik yang tidak sehat membuat pemimpin yang jujur, peduli atas semua pertimbangan semakin tersingkirkan. Sikut kanan-kiri menjadi ajang perlombaan, hukum rimba di dunia politik seakan dipakai.“siapa yang kuat menyingkirkan, maka dia yang berkuasa”
Lihat apakah pemimpin yang berlaku tidak adil bagi orang yang menjadi tanggungjawabnya, aturan yang tidak jelas ada di negara kita, pejabat di kota kita atau ada institusi pendidikan (kampus) ????
